Apa saja macam macam relay yang digunakan pada dunia otomotif? Relay adalah komponen elektronika yang berperan sebagai saklar atau pemutus arus listrik. Fungsi utama relay adalah mengendalikan aliran listrik dari satu sirkuit ke sirkuit lainnya.
Relay digunakan dalam berbagai aplikasi, mulai dari sistem proteksi listrik hingga otomatisasi industri. Dengan perkembangan teknologi, jenis-jenis relay pun semakin beragam, masing-masing dirancang untuk memenuhi kebutuhan khusus dalam berbagai konteks.
Artikel ini akan membahas macam macam relay yang digunakan dalam dunia elektronika. Setiap jenis relay memiliki karakteristik dan kegunaan yang berbeda, membuatnya cocok untuk aplikasi tertentu. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang berbagai macam relay, kita dapat membuat pilihan yang tepat sesuai dengan kebutuhan proyek atau sistem elektronika yang sedang dikembangkan.
Macam Macam Relay
Relay adalah komponen kritis dalam sistem listrik mobil yang bertanggung jawab atas pengendalian dan pengalihan arus listrik. Berikut adalah ulasan lengkap mengenai macam macam relay yang digunakan dalam mobil:
1. Posisi Kontak
Relay dapat diklasifikasikan berdasarkan posisi kontak saklarnya sebelum menerima aliran listrik dan berfungsi. Posisi kontak saklar relay menjadi penentu utama dalam cara kerja relay. Dengan dasar ini, maka macam macam relay terdiri dari dua tipe utama:
a. Normally Close (NC)
Relay tipe Normally Close (NC) mengacu pada kondisi awal kontak saklar sebelum diaktifkan, yang selalu berada dalam posisi tertutup (CLOSE). Artinya, dalam keadaan tanpa aliran listrik, kontak saklar relay ini tetap menyambung, dan sirkuitnya terbuka setelah menerima aliran listrik.
b. Normally Open (NO)
Sebaliknya, relay tipe Normally Open (NO) mengindikasikan bahwa kondisi awal kontak saklar sebelum diaktifkan selalu terbuka (OPEN). Dengan kata lain, dalam keadaan tanpa aliran listrik, kontak saklar relay NO berada dalam posisi terbuka, dan sirkuitnya baru menyambung setelah menerima aliran listrik.
2. Jumlah Pole And Throw
Relay dapat diklasifikasikan berdasarkan jumlah pole dan throw, yang merujuk pada titik di mana saklar di dalam relay ini terhubung dan terputus. Saat ini, terdapat empat jenis relay yang dapat dibedakan berdasarkan karakteristik jumlah pole dan throw-nya. Berikut adalah penjelasan mengenai masing-masing atau macam macam relay berdasarkan pole and throw:
a. Single Pole Single Throw (SPST)
Relay SPST memiliki empat terminal, dengan dua terminal untuk kontak saklar dan dua terminal lainnya untuk coil. Relay ini menggambarkan situasi di mana terdapat satu titik kontak saklar dan satu jalur aliran, sehingga hanya memiliki satu posisi yang dapat terbuka atau tertutup.
b. Single Pole Double Throw (SPDT)
Relay SPDT dilengkapi dengan lima terminal, dengan tiga terminal untuk kontak saklar dan dua terminal untuk coil. Dalam relay ini, terdapat satu titik kontak saklar, tetapi memiliki dua jalur aliran yang berbeda. Oleh karena itu, relay SPDT memiliki kemampuan untuk berada dalam satu posisi terbuka atau dua posisi tertutup.
c. Double Pole Single Throw (DPST)
Relay DPST memiliki enam terminal, di antaranya empat terminal yang terdiri dari dua pasang terminal kontak saklar, sedangkan dua terminal lainnya digunakan untuk coil. Relay DPST dapat diartikan sebagai dua saklar yang dikendalikan oleh satu coil. Ini memungkinkan kontrol terhadap dua jalur aliran secara simultan.
d. Double Pole Double Throw (DPDT)
Relay DPDT memiliki delapan terminal, termasuk enam terminal yang mewakili dua pasang relay SPDT yang dikendalikan oleh satu coil. Dengan dua titik kontak saklar dan dua jalur aliran untuk masing-masing relay SPDT, relay DPDT memungkinkan kontrol yang lebih kompleks dengan kemampuan untuk beralih antara dua jalur aliran yang berbeda.
3. Jumlah kaki
Berdasarkan jumlah kaki atau terminal maka macam macam relay dapat diklasifikasikan beberapa jenis yaitu:a. Relay Empat Kaki (4 Kaki)
Relay empat kaki memiliki empat terminal yang diberi kode sebagai berikut: 85, 86, 87, dan 30. Terminal 85 dan 86 adalah kumparan yang dapat menghasilkan kemagnetan ketika dihubungkan ke baterai. Sementara terminal 87 dan 30 adalah saklar yang mengatur arus listrik ke beban seperti lampu atau klakson. Gerakan saklar ini dipengaruhi oleh gaya magnet yang dihasilkan kumparan saat terminal 85 dan 86 dialiri arus baterai.
Posisi saklar pada relay empat kaki (terminal 87 dan 30) dapat berupa secara normal tertutup (Normally Closed – NC) atau secara normal terbuka (Normally Opened – NO). Penggunaan relay ini pada bagian kelistrikan mobil adalah umumnya dalam lampu kepala dan klakson.
b. Relay Lima Kaki (5 Kaki)
Relay lima kaki memiliki desain dengan lima terminal, yang diberi kode yang serupa dengan relay empat kaki: 85, 86, 87, 87a, dan 30. Pada relay lima kaki memiliki perbedaan utama pada terminal 87, di mana satu kondisi terhubung dengan terminal 30 (Normally Closed), dan kondisi lainnya terputus dari terminal 30 (Normally Opened). Untuk membedakan, terminal 87 yang berbeda fungsi diberi kode abjad “a.”
Dengan adanya berbagai macam macam relay dalam kendaraan, sistem elektrikal dapat beroperasi dengan lebih efisien dan andal. Setiap relay memiliki peran spesifiknya sendiri dalam menjaga fungsi berbagai komponen kendaraan. Keandalan dan kinerja relay ini sangat penting untuk memastikan operasional kendaraan yang aman dan efisien.