Berapa Lama Air Radiator Mobil Habis? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya!

berapa lama air radiator mobil habis

Berapa lama air radiator mobil habis? Air radiator merupakan komponen penting dalam sistem pendinginan mesin mobil. Fungsinya adalah menyerap dan membuang panas berlebih agar suhu mesin tetap stabil saat bekerja. Tanpa adanya sirkulasi air radiator yang baik, mesin dapat mengalami overheating dan menimbulkan kerusakan serius.

Namun, dalam pemakaian sehari-hari, air radiator bisa berkurang atau bahkan habis akibat beberapa faktor seperti kebocoran, penguapan, kerusakan komponen radiator, atau masalah pada tutup radiator. Kondisi ini sering kali tidak disadari oleh pengemudi sampai muncul gejala seperti suhu mesin meningkat, kipas radiator terus berputar, atau indikator temperatur di dashboard naik.

Lalu, berapa lama sebenarnya air radiator mobil bisa habis? Apakah hal ini terjadi dalam hitungan hari, minggu, atau bulan? Jawabannya tergantung pada kondisi sistem pendingin dan cara perawatan kendaraan. Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai berapa lama, penyebab air radiator mobil cepat habis, tanda-tanda yang harus diwaspadai, serta cara mengatasinya agar mesin tetap bekerja optimal.

berapa lama air radiator mobil habis

Berapa Lama Air Radiator Mobil Habis?

Secara umum, penggantian atau pengurasan radiator coolant dilakukan setiap 20.000–30.000 km atau mengikuti rekomendasi dari pabrikan mobil. Selama periode tersebut, seharusnya air radiator tidak perlu sering ditambah jika tidak ada masalah pada sistem pendingin.

Namun, apabila air radiator sering berkurang, hal ini perlu diwaspadai. Kemungkinan besar terdapat kebocoran pada sistem pendingin, seperti pada selang radiator, sambungan pipa, atau bahkan pada radiator itu sendiri.

Baca Juga:  Letak Relay Avanza: 3 Posisi Dan Ulasan

Selain itu, tutup radiator yang rusak juga dapat menyebabkan cairan radiator keluar ke tangki reservoir secara berlebihan ketika tekanan di dalam sistem meningkat akibat suhu tinggi. Akibatnya, tangki reservoir bisa penuh dan cairan terbuang keluar, sehingga Anda perlu sering menambah air radiator. Oleh karena itu apabila ditanya berapa lama air radiator mobil habis? Maka jawabannya adalah tidak akan habis selama tidak terjadi kerusakan pada sistem pendingin mobil.

Penyebab Air Radiator Cepat Habis

Setelah memahami berapa lama air radiator mobil habis maka perlu diketahui pula berbagai faktor penyebabnya. Berikut beberapa penyebab utama air radiator cepat habis:

  1. Kebocoran pada radiator atau selang. Bagian radiator dan selang penghubung bisa mengalami kebocoran akibat usia pakai, korosi, atau sambungan yang longgar. Jika ada tetesan air di bawah mobil setelah diparkir, kemungkinan besar ada kebocoran.
  2. Kebocoran pada tutup radiator atau tabung reservoir. Tutup radiator memiliki fungsi menjaga tekanan di dalam sistem pendingin. Jika karet penutup sudah aus atau pegasnya lemah, tekanan akan bocor dan cairan radiator bisa keluar secara perlahan.
  3. Karet seal pada water pump rusak. Water pump berfungsi memompa cairan radiator agar bersirkulasi. Bila seal atau bearing pada pompa rusak, cairan bisa bocor dan menyebabkan air radiator berkurang terus-menerus.
  4. Kondensor atau core radiator berkarat. Radiator yang berkarat atau tersumbat dapat membuat cairan tidak bersirkulasi dengan baik. Selain menurunkan performa pendinginan, hal ini juga dapat menyebabkan air cepat menguap dan berkurang.
  5. Kebocoran pada head gasket (paking kepala silinder). Ini adalah penyebab paling serius. Jika head gasket bocor, cairan radiator bisa masuk ke ruang bakar dan terbakar bersama bahan bakar, membuat air cepat habis tanpa jejak tetesan di luar.
  6. Penguapan karena suhu mesin terlalu panas. Saat mesin bekerja pada suhu tinggi secara terus-menerus, cairan radiator bisa menguap lebih cepat, terutama jika campuran air radiator tidak sesuai standar.
Baca Juga:  Top Timing Futura Injeksi: Tanda Dan Efek

Ciri-Ciri Sistem Pendingin Bermasalah

Beberapa tanda bahwa air radiator cepat berkurang antara lain:

  • Sering menambah air radiator dalam waktu singkat.
  • Terdapat bekas air atau noda karat di sekitar radiator atau selang pendingin.
  • Suhu mesin cepat naik atau indikator temperatur di dashboard menunjukkan panas berlebih.
  • Terdengar suara mendesis atau bau coolant di ruang mesin.

Jika gejala-gejala tersebut muncul, segera periksakan ke bengkel untuk mendeteksi sumber kebocoran atau kerusakan pada sistem pendingin.

Cara Mengatasi Air Radiator Cepat Habis

Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah air radiator cepat habis:

  1. Periksa volume air radiator dan tabung cadangan setiap pagi. Pastikan cairan radiator berada pada batas maksimum dan minimum yang tertera pada tabung reservoir.
  2. Periksa kebocoran pada seluruh komponen sistem pendingin. Lihat apakah ada tetesan air atau bekas rembesan di selang, radiator, water pump, atau sambungan pipa.
  3. Ganti tutup radiator jika sudah longgar atau karetnya rusak. Tutup radiator yang tidak rapat dapat menyebabkan tekanan bocor dan cairan cepat keluar.
  4. Gunakan coolant berkualitas, bukan air keran biasa. Coolant memiliki titik didih tinggi dan mengandung zat anti karat yang melindungi radiator dari korosi.
  5. Bersihkan radiator secara berkala. Lakukan radiator flush setiap 6–12 bulan untuk menghilangkan kerak dan kotoran di dalam sistem pendingin.
  6. Segera perbaiki bila terdapat kerusakan pada head gasket. Jika cairan radiator masuk ke ruang bakar, mesin bisa rusak parah. Segera bawa mobil ke bengkel profesional untuk diperbaiki.
Baca Juga:  Ukuran Klep Megapro Primus: Ukuran & Ulasan

Kesimpulan

Secara ideal, terkait berapa lama air radiator mobil tidak akan cepat habis jika sistem pendingin bekerja dengan baik. Dalam kondisi normal, pengisian ulang cukup dilakukan setiap beberapa bulan sekali. Namun, jika cairan radiator berkurang dalam waktu singkat, itu menandakan adanya masalah seperti kebocoran atau kerusakan komponen.

Dengan perawatan rutin, penggunaan coolant yang tepat, dan pengecekan berkala, kamu dapat memastikan sistem pendingin bekerja optimal dan mencegah kerusakan serius pada mesin mobil.