Tekanan oli Pada Sistem Pelumasan Mesin Pada Umumnya Adalah – Sistem pelumasan mesin pada kendaraan berfungsi untuk mengurangi gesekan antara komponen yang bergerak dalam mesin. Salah satu komponen yang penting dalam sistem pelumasan ini adalah oli. Tekanan oli pada sistem pelumasan mesin menjadi faktor penting dalam menjaga kinerja mesin kendaraan.
Tekanan oli yang tepat memastikan oli dapat mengalir dengan baik dan mencapai setiap komponen mesin yang memerlukan pelumasan. Pada artikel ini, akan dibahas lebih detail mengenai tekanan oli pada sistem pelumasan mesin pada umumnya.
Tekanan oli Pada Sistem Pelumasan Mesin Pada Umumnya
Tekanan oli pada sistem pelumasan mesin sangat penting untuk menjaga agar semua bagian mesin terlumasi dengan baik. Ukuran tekanan oli yang tepat akan memastikan oli mencapai semua bagian mesin yang membutuhkan pelumasan, termasuk pada bearing, camshaft, dan lainnya.
Tekanan oli yang tidak cukup dapat menyebabkan gesekan berlebih antar bagian mesin, yang dapat memperpendek masa pakai mesin dan mengurangi efisiensi bahan bakar. Sementara itu, tekanan oli yang terlalu tinggi juga dapat merusak bagian mesin dan mengakibatkan kebocoran.
Untuk menjaga tekanan oli yang stabil, biasanya mesin dilengkapi dengan pompa oli yang akan memompa oli ke seluruh bagian mesin. Pompa oli biasanya dipasang pada bagian bawah mesin dan ditenagai oleh crankshaft. Tekanan oli dapat diatur dengan regulator tekanan oli yang terdapat pada sistem pelumasan mesin.
Penting untuk selalu memantau tekanan oli mesin secara berkala dan memperhatikan tanda-tanda kebocoran atau penurunan tekanan oli yang tidak normal. Jika terdapat masalah pada sistem pelumasan mesin, segera periksakan ke bengkel terdekat untuk menghindari kerusakan yang lebih serius.
Cara Mengukur Tekanan Oli Mesin Normal
Untuk memastikan tekanan oli pada mesin dalam kondisi normal, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, antara lain cara manual dan menggunakan tanda signal.
1. Mengukur dengan Tanda Signal
Cara pertama untuk mengukur tekanan oli mesin adalah dengan menggunakan tanda signal dari lampu indikator tekanan oli. Lampu sinyal akan memberikan tanda tekanan oli pada mesin. Ketika mesin mobil berhenti dan tekanan turun, lampu sinyal akan menyala merah. Lampu akan berwarna merah saat tekanan oli mengalami penurunan hingga 0,5 Kg/cm2.
Saat tekanan oli berada pada kondisi normal, lampu sinyal akan berwarna hijau.
2. Menggunakan Tester Khusus
Cara lainnya adalah menggunakan alat tes tekanan oli khusus pada mesin mobil. Alat ini akan dipasang pada mesin dan akan menunjukkan apakah tekanan oli berada dalam kondisi normal atau tidak.
Berikut cara menggunakan alat tes tekanan oli:
- Pertama, letakkan alat di bawah mesin untuk mengantisipasi kebocoran.
- Lepaskan sisi pengirim tekanan minyak dan konektor listriknya.
- Selanjutnya, pasang alat pengukur tekanan.
- Saat memeriksa tekanan oli menggunakan alat ukur, pastikan volume dalam kondisi normal.
- Hidupkan mesin selama 5 menit.
- Setiap jenis mobil memiliki kebutuhan yang berbeda-beda untuk angka RPM yang harus dicapai agar pengukuran tekanan tepat. Cari informasi melalui buku panduan untuk mengetahui berapa RPM yang diperlukan terlebih dahulu.
- Setelah mencapai angka RPM yang diperlukan, matikan mesin dan biarkan dingin.
- Terakhir, periksa angka yang ditampilkan pada alat ukur tekanan oli.
- Tekanan oli pada sistem pelumasan mesin pada umumnya berada pada rentang 1,0 hingga 2,0 Kg/cm2. Jika lampu sinyal memberikan tanda merah atau pengukur menunjukkan tekanan oli berada di bawah angka tersebut, segera lakukan perbaikan pada elemen oli mesin. Karena terlalu rendah atau terlalu tingginya tekanan dapat menyebabkan kerusakan pada mesin dan mobil.
Oleh karena itu, perlu menjaga tekanan oli pada sistem pelumasan mesin agar tetap normal. Semoga informasi ini dapat menambah pengetahuan Anda.
Diatas adalah ulasan mengenai tekanan oli pada sistem pelumasan pada umumnya dan cara mengukur. Semoga dapat menambah wawasan pengetahuan.