Recirculating Ball: Fungsi, Komponen, Cara Kerja

Recirculating ball steering adalah salah satu jenis sistem kemudi yang digunakan dalam kendaraan. Dalam sistem ini, roda gigi dengan bola berputar digunakan untuk mengonversi gerakan putar setir menjadi gerakan linear pada roda. Artikel ini akan membahas cara kerja sistem kemudi recirculating ball, keuntungan dan kerugian sistem ini, serta perbedaan utama antara recirculating ball steering dengan sistem kemudi rack and pinion.

recirculating ball

Sistem Kemudi Recirculating Ball

Sistem kemudi Recirculating ball adalah salah satu jenis sistem kemudi pada kendaraan bermotor yang menggunakan bola recirculating. Bagian ini untuk mengubah gerakan putar setir menjadi gerakan linear pada roda kendaraan. Mekanisme ini terdiri dari beberapa komponen seperti steering wheel (setir), steering column (tiang kemudi), gearbox (kotak kemudi), pitman arm (lengan kemudi), idler arm, center link, tie rod, dan ball joints.

Pada sistem kemudi Recirculating ball, gerakan putar pada setir akan diubah menjadi gerakan linier pada roda kendaraan. Proses ini melalui proses perputaran bola-bola kecil yang terdapat pada gearbox. Gearbox akan mengontrol pergerakan bola-bola tersebut sehingga menghasilkan gerakan linier pada roda kendaraan.

Sistem kemudi Recirculating ball biasanya digunakan pada kendaraan yang berukuran besar seperti truk atau SUV karena mampu menangani beban yang lebih berat. Meskipun demikian, sistem ini juga memiliki beberapa kelemahan. Hal ini seperti kurang responsif pada kemudi dan lebih sulit untuk melakukan perbaikan jika terjadi kerusakan pada komponen sistemnya.

Baca Juga:  Lapisan Bagian Dalam Ban: 4 Fungsi & Konstruksi

Komponen Sistem Kemudi Recirculating ball

Berikut adalah beberapa komponen utama pada sistem kemudi Recirculating ball:

  1. Steering wheel (setir): Komponen ini digunakan untuk mengontrol arah kendaraan dengan memutar setir.
  2. Steering column (tiang kemudi): Tiang kemudi merupakan poros yang menghubungkan setir dengan gearbox. Pada umumnya terdapat komponen pengaman seperti airbag dan switch di tiang kemudi.
  3. Gearbox (kotak kemudi): Komponen ini terletak di bawah dashboard dan mengubah gerakan putar pada setir menjadi gerakan linier pada roda kendaraan. Terdapat beberapa jenis gearbox, yaitu manual atau power-assisted.
  4. Pitman arm (lengan kemudi): Pitman arm adalah komponen yang terhubung dengan gearbox dan tie rod yang kemudian menggerakkan roda kendaraan.
  5. Idler arm: Komponen ini terhubung dengan pitman arm dan center link, berfungsi untuk memastikan keselarasan antara pitman arm dan center link.
  6. Center link: Merupakan komponen yang menghubungkan tie rod dan idler arm, serta mengontrol gerakan roda kanan dan kiri.
  7. Tie rod: Tie rod menghubungkan center link dengan knuckle, yaitu komponen yang memegang roda kendaraan.
  8. Ball joints: Terdapat pada knuckle dan berfungsi untuk menghubungkan tie rod dan knuckle sehingga memungkinkan gerakan putar pada roda kendaraan.

Semua komponen ini bekerja secara terintegrasi untuk mengubah gerakan putar pada setir menjadi gerakan linier pada roda kendaraan, sehingga kendaraan dapat dikendalikan dengan mudah dan akurat oleh pengemudi.

Baca Juga:  Motor Washer Berfungsi Untuk: 7 Peran, & Cara Kerja

Keuntungan Dan Kerugian Recirculating Ball

Berikut adalah keuntungan dan kerugian dari sistem kemudi Recirculating ball:

1. Keuntungan:

  • Dapat menangani beban yang lebih berat, sehingga sistem ini sering digunakan pada kendaraan besar seperti truk dan SUV.
  • Lebih tahan lama dibandingkan dengan sistem kemudi rack and pinion.
  • Lebih mudah untuk melakukan perbaikan jika terjadi kerusakan pada komponen sistemnya.
  • Mampu memberikan pengendalian yang stabil dan nyaman pada kendaraan, terutama pada kecepatan tinggi.
  • Lebih aman karena bola-bola pada gearbox dapat menahan gerakan dari setir yang tiba-tiba.

2. Kerugian:

  • Responsivitas sistem kemudi tidak sebaik sistem kemudi rack and pinion, karena gerakan bola recirculating yang kompleks memerlukan waktu dan energi ekstra untuk memindahkan setir.
  • Pada umumnya, sistem kemudi Recirculating ball lebih berat dan sulit untuk dikendalikan daripada sistem kemudi rack and pinion.
  • Karena menggunakan banyak komponen, sistem ini lebih rumit dan rentan terhadap kerusakan jika salah satu komponen mengalami masalah.
  • Bola-bola recirculating memerlukan perawatan dan pelumasan yang teratur agar tidak aus atau rusak.

Cara Kerja Recirculating Ball

Sistem kemudi Recirculating ball bekerja dengan memanfaatkan sebuah bola-bola kecil yang berputar di dalam sebuah groove atau celah pada sebuah gearbox yang dikenal dengan sebutan recirculating ball gearbox. Berikut adalah cara kerja sistem kemudi Recirculating ball:

  1. Saat pengemudi memutar setir, gerakan ini akan diubah menjadi gerakan putar pada poros di gearbox, yang kemudian akan menggerakkan bola-bola kecil di dalam groove gearbox.
  2. Bola-bola kecil ini kemudian akan melintasi saluran yang dikenal dengan nut, yang terhubung dengan tie rod dan kemudian menggerakkan roda kendaraan ke kanan atau ke kiri.
  3. Nut ini dihubungkan dengan tie rod dan pitman arm, yang kemudian akan memutar knuckle di depan roda dan mengubah gerakan putar menjadi gerakan linier pada roda kendaraan.
  4. Saat pengemudi ingin mengubah arah kendaraan, bola-bola kecil di dalam groove gearbox akan bergeser ke arah yang berlawanan dan menggerakkan nut, yang kemudian akan menggerakkan tie rod dan mengubah arah roda kendaraan.
Baca Juga:  Indikator Bensin Mobil Tidak Akurat: 8 Penyebab Dan Solusi

Dengan demikian, gerakan putar pada setir akan diubah menjadi gerakan linier pada roda kendaraan. Meskipun sistem ini lebih rumit daripada sistem kemudi rack and pinion. Namun sistem kemudi tipe ini masih banyak digunakan pada kendaraan besar seperti truk dan SUV karena mampu menangani beban yang lebih berat dan lebih tahan lama. Dengan begitu pemahaman terkait recirculating ball baik fungsi, komponen, keuntungan dan kerugian, serta cara kerja sangat penting.